Sabtu, 21 Juli 2012

Moral Generasi Muda

Masalah Kehidupan Moral dan 
Agama Generasi Muda Dewasa Ini


Generasi muda, muda dalam arti yang luas, mecakup umur anak dan remaja, mulai dari lahir sampai mencapai kematangan dari segala segi (jasmani, rohani, sosial, budaya dan ekonomi). Mungkin dalam arti sempit atau yang populer dalam pandangan masyarakat ramai generasi muda adalah masa muda (remaja dan awal masa dewasa). untuk kepentingan perasaan ini saya akan menggunakan generasi muda dalam artinya yang luas, karena pembinaan kehidupan moral dan agama itu dimulai sejak si anak lahir, sampai mencapai kematangan pribadi, yaitu sampai akhir masa remaja dan permulaan masa dewasa.
Masalah pokok ini yang sangat menonjol dewasa ini, adalah kaburnya nilai-nilai di mata generasi muda. mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan aneka ragam pengalaman moral, yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk usia remaja, terutama pada mereka yang hidup dikota-kota besar Indonesia, yang mencoba mengembangkan diri ke arah kehidupan yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka ragam kebudayaan asing yang masuk seolah-olah tanpa saringan.
Sikap dewasa yang mengejar kemajuan lahiriah tanpa mengindahkan nilai-nilai moral yang bersumber kepada agama yang dianutnya, menyebabkan generasi muda kebingungan bergaul karena apa yang dipelajarinya di sekolah bertentangan dengan apa yang dialaminya dalam masyarakat, bahkan mungkin bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh orangtuanya sendiri di rumah.
Kontradiksi yang terdapat dalam kehidupa generasi muda itu, menghambat pembinaan moralnya. Karena pembinaan moral itu terjalin dalam pembinaan pribadinya. Apabila faktor-faktor dan unsur-unsur yang membina membina itu bertentangan antara satu sama lain, maka akan goncanglah jiwa yang dibina terutama mereka yang sedang mengalami pertumbuhan dan perubahan cepat, yaitu pada usia remaja.
Kegoncangan jiwa, akibat kehilangan pegangan itu telah menimbulkan berbagai ekses, misalnya kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.
Dalam pengalaman kami menghadapi remaja yang oleh orangtua atau gurunya dianggap nakal (memang melakukannya nakal, misalnya tidak mau belajar, menentang orangtua, mengganggu keamanan, merusak dan sebagainya) dan mereka yang telah menjadi korban dari  penyalahgunaan narkotika, terasa sekali bahwa yang terjadi sebenarnya adalah kegoncangan jiwa akibat tidak adanya menjadi pegangan dalam hidupnya. Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan, terasa kabur, terutama mereka yang hidup di kota besar dari keluarga yang kurang mengindahkan ajaran agama dan tidak memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anaknya.

Referensi :
Zakiah Daradjat [Ilmu Jiwa Agama] 2002 Hal.152 - 154

Tidak ada komentar:

Posting Komentar